Banyumas, Humas – Sebanyak 28 siswa kelas XII MAN 1 Banyumas mengikuti kegiatan Bimbingan Pranikah Remaja Usia Sekolah (BRUS) yang digelar di ruang meeting lantai 2 MAN 1 Banyumas, Senin (27/10). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyumas melalui Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas) dengan mengusung tema “Membentuk Generasi Remaja Islami yang Tangguh dan Berintegritas.”
Kepala MAN 1 Banyumas Muslimin Winoto dalam sambutannya saat membuka kegiatan menyampaikan bahwa bimbingan pranikah bagi remaja usia sekolah sangat penting dilakukan sebagai bentuk pembinaan karakter dan pencegahan pernikahan dini.
“Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi atau mencegah usia perkawinan anak serta memberikan bekal kepada siswa agar kelak siap membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Banyumas, H. Agus Setiawan, S.Sos.I., berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.
“Kami berharap para remaja mampu memanfaatkan masa muda dengan menuntut ilmu dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,” tuturnya.
Kegiatan BRUS menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai bidang. H. Lubab Habiburrohman, S.H., M.H., Ketua PD IPARI, membuka sesi materi dengan tema “Membentuk Generasi Remaja Islami yang Tangguh dan Berintegritas.” Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya remaja memahami konsep diri yang sehat dan mengenali potensi yang dimiliki.
“Mengenal diri adalah langkah pertama menuju masa depan yang lebih terarah,” ujarnya.
Lubab juga mengajak peserta untuk menyikapi perubahan fisik, emosional, dan sosial secara bijak di tengah derasnya arus digitalisasi, dengan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman.
Selanjutnya, Hj. Tini Hayatur Rohmah, S.Ag., M.H., Penyuluh Agama Islam Banyumas, membawakan materi “Self Protection” atau perlindungan diri. Ia menegaskan pentingnya kesadaran remaja dalam menjaga kehormatan diri dan memahami cara-cara melindungi diri dari pengaruh negatif lingkungan.
“Perlindungan diri merupakan kunci hidup aman dan harmonis,” terangnya.
Dari aspek kesehatan, Susanti, bidan dari Puskesmas Purwokerto 1, memberikan materi mengenai kesehatan reproduksi, kehamilan, serta dampak dari pernikahan dini. Ia menekankan bahwa kesiapan menjadi calon pengantin bukanlah soal usia, tetapi kematangan fisik dan mental.
“Pernikahan bukan keterpaksaan, melainkan kesiapan untuk membangun masa depan bersama,” katanya.
Adapun Dr. Hj. Siti Nur Hidayati, M.Pd., dosen Universitas NU Al-Ghozali Cilacap, menutup rangkaian materi dengan topik “Pengambilan Keputusan dan Membangun Relasi Sosial.” Ia menyoroti pentingnya remaja memiliki kemampuan mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai halal dan ma’ruf serta menjalin komunikasi positif dengan lingkungan sekitar.
“Sukses dimulai dari kemampuan berkomunikasi dengan baik. Relasi yang sehat dengan orang tua, guru, teman, dan masyarakat berawal dari pengelolaan emosi yang baik,” paparnya.
Melalui kegiatan BRUS ini, peserta diharapkan memperoleh pemahaman komprehensif tentang kesiapan menuju kehidupan berumah tangga, baik dari sisi psikologis, sosial, spiritual, maupun kesehatan.
Program ini menjadi salah satu langkah nyata Kementerian Agama dalam menanamkan nilai-nilai moral, akhlak, dan tanggung jawab pada remaja agar tumbuh menjadi generasi Islami yang tangguh dan berintegritas di tengah tantangan zaman. (eko)


