Humas, – MAN 1 Banyumas mengadakan workshop penyusunan dan penulisan soal berbasis AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) untuk ASAT (Asesmen Peserta didik Akhir Tahun) dan AM (Asesmen Mandiri). Acara yang diikuti oleh 26 guru ini menghadirkan Dr. Ni Ketut Lasmi, M.Si., seorang dosen dari ITB Bandung, sebagai narasumber utama. Workshop yang dilaksanakan selama dua hari di Garden Resto ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai penyusunan soal yang sesuai dengan standar AKM.
Penyusunan soal berbasis AKM memiliki maksud untuk meningkatkan kualitas asesmen yang dihadapi oleh peserta didik. Pendekatan AKM ini berbeda dengan penilaian konvensional, karena lebih menekankan pada kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kemampuan aplikatif peserta didik dalam kehidupan nyata. Tujuan dari workshop ini adalah untuk melatih para guru dalam merancang soal yang tidak hanya mengukur pengetahuan, tetapi juga keterampilan berpikir tinggi dan kemampuan analisis peserta didik.
Dr. Ni Ketut Lasmi, M.Si., dalam penyampaiannya mengungkapkan bahwa tujuan dari penyusunan soal berbasis AKM adalah untuk mengukur kompetensi peserta didik secara menyeluruh, yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Menurutnya, soal-soal berbasis AKM tidak hanya mengukur ingatan atau hafalan peserta didik, tetapi lebih kepada kemampuan mereka dalam menerapkan pengetahuan dalam situasi yang lebih nyata. Oleh karena itu, soal yang dibuat haruslah mengarah pada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan masalah.
Selain itu, Dr. Lasmi menjelaskan langkah-langkah pembuatan soal berbasis AKM. Proses ini dimulai dari penentuan kompetensi dasar yang ingin diukur, diikuti dengan penyusunan soal yang mengarah pada pencapaian kompetensi tersebut. Guru harus mampu membuat soal yang memberikan ruang bagi peserta didik untuk menunjukkan pemahaman dan kemampuan analitis mereka, serta mampu menyesuaikan soal dengan konteks kehidupan sehari-hari.
Salah satu hal yang membedakan workshop ini adalah adanya sistem karantina selama dua hari. Tujuan utama dari karantina ini adalah untuk menciptakan fokus yang lebih tinggi di kalangan peserta, sehingga mereka dapat menghasilkan soal-soal yang berkualitas. Dengan lingkungan yang bebas dari gangguan, para guru dapat berkolaborasi dan saling memberikan masukan dalam proses penyusunan soal, sekaligus mendalami setiap langkah dengan lebih mendalam.
Kepala MAN 1 Banyumas, H. Jahroni, M.Pd.I., berharap agar kegiatan workshop ini dapat meningkatkan kompetensi para guru dalam menyusun soal yang lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan perkembangan pendidikan di Indonesia. “Dengan pelatihan ini, diharapkan guru-guru dapat memahami pentingnya asesmen berbasis AKM yang tidak hanya menilai pengetahuan peserta didik, tetapi juga kemampuan mereka dalam berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara efektif,” ujar H. Jahroni.
Di akhir acara, para peserta diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dalam penyusunan soal yang sesuai dengan standar AKM, dan diharapkan dapat segera diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di madrasah.
Penyusunan soal berbasis AKM menjadi bagian penting dari reformasi sistem pendidikan di Indonesia. Dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan literasi dan numerasi, AKM bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menghadapi tantangan kehidupan dengan kompetensi yang lebih baik. Proses penyusunan soal ini tidak hanya melibatkan pemahaman materi, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata. Dengan demikian, AKM diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Dengan workshop ini, MAN 1 Banyumas menunjukkan komitmennya dalam memajukan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan pendekatan asesmen berbasis AKM yang lebih holistik, inovatif, dan berfokus pada pengembangan kemampuan peserta didik secara menyeluruh. (eko)