Sebuah Hasil Tidak Akan Menghianati Prosesnya

Sebuah Hasil Tidak Akan Menghianati Prosesnya

Suatu kisah cerita masa – masa kepolosanku, ketika itu aku berusia 11 tahun, duduk dibangku kelas 5. Tulis menulis menjadi hobiku. Hingga suatu ketika aku ditunjuk guru untuk mewakili sekolah dalam lomba baca puisi, cipta puisi dan mengarang. Aku disuruh memilih diantara ketiga lomba itu. Aku pun menjalankan seleksi yang diadakan guru. Ketika itu aku terpilih untuk mewakili lomba mengarang. Dari awal aku juga sudah berniat memilih lomba mengarang. Ketika itu aku disuruh untuk mengunjungi sebuah pabrik atau industri rumah tangga yang terdekat dengan daerahku. Industri sale pisang yang aku pilih. Aku mewawancarai bagaimana proses awal membuat sale pisang hingga proses akhir. Setelah wawancara, sesampainya dirumah aku menyusunnya menjadi sebuah laporan hasil kunjungan. Aku sangat senang karena bisa terpilih mewakili sekolah dalam lomba ini.
Aku rasa ini adalah kesempatanku untuk menunjukkan bakatku dalam menulis. Aku yakin tak ada yang tak mungkin, jika aku memang benar- benar berusaha dan berdoa, aku pasti bisa. Setelah aku berkeyakinan seperti itu, aku tekuni latihan agar bisa membuahkan hasil yang maksimal. Dalam satu hari aku berlatih 3 kali. Aku pun berlatih untuk lebih memeperbagus tulisanku, dan kata guruku lomba nanti tidak boleh ada coretan atau bekas tip-x. So, aku aku harus benar-benar fokus dalam menulis.
Hari demi hari lomba mulai mendekat. Aku pun terus berlatih, berlatih dan berlatih. Ketika itu aku sering sekali sholat tahajud agar usahaku tidak sia-sia dan agar aku bisa membawa nama baik sekolahku. Aku tidak ingin membuat guru-guruku kecewa, yang terpenting aku sudah berdoa diiringi dengan usaha. Apapun nanti hasilnya aku terima, karena aku yakin sebuah hasil tidak akan menghianati prosesnya.
Hari dimana aku lomba pun tiba, aku sengaja berangkat ke sekolah lebih awal. Sesampainya disekolah aku diberi suport oleh teman-teman. Ya ,itulah gunanya teman. Sebelum berangkat, aku bersalaman dengan bapak ibu guru untuk meminta doa restu, aku pun berangkat tak lupa aku membaca basmallah, “ Bismillahirrohmanirrohim “.
Sesampainya disana aku bertemu dengan banyak peserta. Aku mengajaknya untuk berkenalan. Kemudian kami menuju ke sebuah tempat ntuk mengisi daftar hadir. Selesai mengisi daftar hadir, aku langsung memasuki ruangan. Jantungku tak berhenti berdetak kencang seakan jantung ini copot. Pukul 09.00 tepat lomba pun dimulai. Aku menulis hasil laporan dengan fokus, karena aku takut terjadi kesalahan dalam menulis. Waktu pun terus berjalan, aku hampir selesai menulis laporan tersebut. Juri sudah memencet bel, itu tandanya babak awal lomba mengarang sudah selesai. para peserta pun keluar ruangan lalu beristirahat sambil menunggu keputusan para juri. Setelah menunggu sekitar satu setengah jam, para peserta kembali memasuki ruangan untuk mendengarkan keputusan juri, manakah yang akan lanjut ke babak selanjutnya. Dari 33 peserta akan diambil 5 peserta yang lanjut ke babak selanjutnya. Aku pun mulai berkeringat , dan jantungku tak berhenti berdetatak dengan kencang. Syukur alhamdulilah aku memperoleh posisi pertama untuk masuk babak kedua . babak kedua ini dimana hasil menulis laporan tadi dipresentasikan didepan, lalu juri akan menilainya. Aku mendapat urutan ketiga untuk mempresentasikan laporan hasil kunjungan tersebut. Alhamdulilah semua berjalan lancar.
Ketika semua sudah selesai berpresentasi, para peserta diberi waktu setengah jam untuk menunggu hasil rundingan para juri. Aku sangat penasaran siapa yang akan menjadi juara pertama, kedua, dan ketiga. Aku memegang erat tangan bu guru. Setelah selesai berunding, kelima peserta tadi dikumpulkan. Dengan dibacakan dari peringkat 3 lalu 2 hingga 1. Tuhan mendengar doaku. Aku sangat senang karena ternyata yang menduduki juara 1 adalah dari SD ku. Juri menyebut namaku, aku langsung memeluk bu guru dan naik ke panggung. Aku sangat bersyukur karena ternyata usahaku selama 2 minggu tidak sia-sia. Aku pun pulang membawa sebuah piala dan piagam. Semua itu aku serahkan untuk sekolahku tercinta. Pengalamanku yang tak akan pernah aku lupakan selamanya. Aku akan maju ke tingkat selanjutnya. Semua ini rasanya seperti mimpi. Dari sinilah aku yakin bahwa dengan berusaha dan berdoa, tuhan akan memberikan yang terbaik.

Karya
Afifah Ayun Burhana XI IPS 1